Langsung ke konten utama

PETANI YANG PANTANG MENYERAH (dongeng)



 PETANI YANG PANTANG MENYERAH

oleh : Abdul Baiyazid



Dahulu, di suatu desa yang tandus lahirlah seorang pemuda yang bernama Supri, pemuda ini hidup sebatangkara, dia bekerja sebagai petani, meskipun dia sering mengalami gagal panen namun Supri selalu yakin bahwa dirinya pasti berhasil, semua tetangga supri selalu mencemo’ohnya,

“hai supri apa kamu tidak bosan karena gagal penen terus” namun supri tidak memperdulikan semua celaan dan hinaan tetangganya, hingga suatu hari dia sedang berada di ladang dia di hampiri oleh seorang kakek tua.

 “sedang apa kau nak?” tanya kakek tua itu.

“eh kakek ini kek saya lagi menanam biji kopi kek” jawab Supri “kakek sendiri sedang apa kok kekebun memakai jubah seperti orang mau kepengajian” tambah si Supri.

“kalau tanahnya kering seperti ini tidak cocok untuk menanam kopi nak, lebih baik kamu menanam ini saja” kata kakek tua tersebut dengan menyodorkan beberapa jenis biji-bijian.

“ini biji apa kek, apa kakek tidak membutuhkannya” jawab si Supri.

“ambilah nak kamu lebih membutuhkannya”balas si kakek. Supri tertunduk menghitung biji-bijian tersebut “terima kasih kek semoga tuhan membalas kebaikan kakek” kata Supri sambil menoleh kearah kakek tersebut namun si kakek menghilang. Dalam hati Supri pun bertanya-tanya “kemana sikakek pergi? Apa mungkin kakek itu adalah malaikat yang menjelma menjadi kakek tua biasa”.

Dengan penuh keyakinan ditanamlah biji-bijian tersebut oleh Supri, setiap hari Supri selalu menyiramnya dengan penuh hati dan semangat yang tinggi hingga biji-bijian tersebut mulai tumbuh hingga tumbuhan tersebut berbuah, dan tetangga yang semula mencemo’ohnya merasa iri dan malu melihat hasil kerja kerasnya

“Supri apakah kamu berkenan membagi benih untuk kami tanam diladang kami?” kata para tetangganya.

“oh silahkan ambil saja benihnya kita bercocok tanam bersama-sama agar kita dapat memakmurkan desa ini”. Jawab Supri.

“terima kasih supri dan kami minta maaf karena sebelumnya kami sudah menghina kerja kerasmu” timbal para tetangganya.

Akhirnya Supri dan para tetangganya bercocok tanam bersama-sama hingga Beberapa bulan kemudian pera petani desa itu mengalami panen yang cukup besar, dengan usaha dan kerja keras, Supri mampu mengubah desa yang tandus menjadi desa yang subur dan makmur.

Komentar