Langsung ke konten utama

cerita peduli lingkungan



 Banjir
oleh Abdulbaiyazid
Di pagi yang cerah. Angin pun berhempus hingga terasa kesegarannya. Lili menuju ditaman untuk berolah raga. Namun setiap lewat di depan rumah tetangganya, Lili selalu menyapa dengan ramah. Lili orangnya memang ramah dengan semua orang, ia mudah dekat dengan siapapun termasuk orang yang baru ia kenalnya.
“Ehhh itu Pak guru Deni di depan rumah, aku sapa ah,” gumam Lili.
“Selamat pagi, Pak Deni,” sapa Lili.
“Selamat pagi juga nak Lili, mau kemana?” ucap Pak Deni.
“Ini pak saya mau ketaman untuk berolahraga,” jawab Lili.
Setelah melewati rumah Pak Deni yang tak jauh dari rumahnya, Lili melewati rumah Bu Ari yang tidak jauh dari rumah Pak Deni.
“Selamat pagi, Bu Ari,” sapa Lili.
“Selamat pagi juga, Lili,” jawab Bu Ari.
Lili meneruskan lari-lari kecilnya sambil menikmati paginya dengan udara yang sejuk. Ketika melewati satu rumah lainnya, Lili mendadak berhenti di depan rumah itu. Lili hanya geleng-geleng kepala, karena rumah itu sangat kotor dan kumuh. Itu adalah rumah Sari. Di depan rumah, daun-daun berserakan dan rumput-rumput tumbuh tinggi. Lalu Sari keluar rumah ingin membuang sampah di selokan depan rumahnya.
“Sari tidak menjaga kebersihan rumah dan lingkungan” guman Lili sambil geleng-geleng kepala.
“Hey Sari, buang sampah pada tempatnya dong, jangan di selokan” ucap Lili.
“Sudah biasa Li, tidak apa-apa kok, nanti juga di angkut tukang sampah dan dipindahkan” ucap Sari.
“Makanya jangan dibiasakan, Sar. Nanti kalo musim hujan bisa banjir lho karena sampah ini” ucap Lili.
“Li, ini musim kemarau, jadi tidak mungkin hujan lah. Kamu lanjut saja lari paginya, jangan suka ngatur-ngatur orang lain!” bentak Sari.
Kemudian Lili melanjutkan lari paginya menuju taman. Setelah sampai ditaman, Lili berolahraga senam aerobik. Beberapa lama hari semakin siang. Lili memutuskan untuk pulang. Sore harinya, tiba-tiba langit menjadi gelap. Ia sejenak berpikir tentang selokan di depan rumah Sari yang penuh dengan sampah. Lili khawatir jika hujan tidak berhenti, selokan itu pasti meluap dan mengakibatkan banjir.
Sementara itu, selokan di depan rumah Sari meluap. Sari pun kebingungan. Aliran air di selokan mampet, karena terhalang sampah yang begitu banyak. Air terus naik dan rumah Sari  tergenang air. Sari mondar-mandir tak tahu apa yang harus dilakukan.
 “Kalau tadi pagi aku menuruti nasehat Lili, mungkin tidak begini jadinya” kata Sari menyesal.
Sari berlari kerumah Lili untuk meminta bantuan. Ia tak sanggup membersihkan rumah dan halaman sendiri. Sampai dirumah Lili, Sari mengetuk pintu.
“Tok..tok..tokk..Li tolong aku, cepat buka pintunya” teriak Koko.
“Ada apa, Sar?. kamu kok berantakan sekali?” tanya Lili.
“Tolong, Li. Rumahku kebanjiran. Bantu aku membersihkan semuanya” jawab Sari.
“Kan apa aku bilang, kamu sih bandel. Ayo kita segera ke rumahmu” ajak Lili.
Mereka berdua bergegas ke rumah Koko. ketika di tengah perjalanan, Acil memberitahu tetangga lainnya untuk membantu dan gotong royong untuk membersihkan rumah Koko. Para tetangga pun langsung bergegas ke rumah Koko. Mereka bersama-sama membersihkan rumah Koko dan selokan depan rumah Koko.
“Beginilah akibatnya kalau membuang sampah sembarangan” ucap Pak Deni.
Setelah banjir surut, sampah-sampah yang berserakan banyak sekali, Lili dan para tetangga bahu-membahu mengumpulkan sampah yang berserakan, setelah semuanya bersih, sampah tadi dibuang ke tempat sampah. Sari lega dan senang rumahnya kini bersih. Ia mengucapkan terima kasih kepada Lili dan para tetangga karena sudah membantu membersihkan rumahnya.
“Terima kasih ya, Li. Kini rumahku sudah bersih. Dan terima kasih juga buat bapak-bapak dan ibu-ibu semua” ucap Sari.
“Iya sama-sama, Sar. Kita kan tetangga, jadi sudah menjadi kewajiban kami membantu tetangga” jawab Lili.
“Jangan membuang sampah di selokan lagi ya, Sar. Dan selalu bersihkan lingkungan sekitar rumah” tambah Pak Deni.
“Iya, Pak. Mulai sekarang, Sari tidak akan membuang sampah di selokan lagi” jawab Sari.
Mulai saat itu, Sari rajin membersihkan rumah dan selokan depan rumah. Ia tak ingin kejadian kemarin terulang lagi. Lili senang melihat Sari sudah berubah. Sari sangat peduli dengan kebersihan lingkungan sekarang. Kini rumah Sari selalu bersih dan selokan depan rumah juga bersih tak ada sampah lagi yang ditimbun disana.


Komentar