Langsung ke konten utama

Perbedaan fonetik dan fonem


A.    Perbedaan Fonetik
Perbedaan ini berada di bidang fonologi, dan biasanya si pemakai dialek yang bersangkutan tidak menyadari adanya perbedaan tersebut.
No
Bahasa Indonesia
Dialek Taraban
Dialek Cilibur
Otografis
Fonetis
Otografis
Fonetis
1.
Hidung
Irung
/irUÅ‹/
cungur
/cungur/
2.
Kerongkongan
manik
/manik/
ngkolong
/Å‹kolOÅ‹/
3.
Kumis
Kumis
/kUmis/
brengos
/breŋOs/
4.
Punggung
gigir
/gigir /
geger
/geger /
5.
Telapak kaki
tlapakan
/tlapakan/
tepak
/tepak/
6.
Kenduri
dugawe
/dUgawe/
slametan
/slam∂tan/
7.
Dinding bambu
gribig
/gribig/
gedeg
/g∂d∂g/
8.
Ruang rumah yang paling belakang
mburitan
/mburitan/
pekarangan
/pekaraŋan/
9.
Dingklik
dingklik
/dingklik/
jengkok
/jeŋkOk/
10.
Gergaji
grajih
/grajih/
gorok
/gOrOk/
Gejala fonetis yang terjadi antara dialek Taraban dengan Cilibur meliputi :
penambahan dan adaptasi.
1.      Epentesis /penambahan fonem
No
Bahasa Indonesia
Dialek Taraban
Dialek Cilibur
1.
Jari
Jentik
Jentik
2.
Pundak
pundhak
pundak
3.
Anak Tiri
anak k∂walon
anak kwalOn
Keterangan :
-          Terjadi penambahan fonem di tengah yaitu fonem h,  pada kata jentik di Taraban  menjadi jenhitk di Cilibur.
-          Terjadi penambahan fonem di tengah yaitu fonem h,  pada kata pundhak di Taraban  menjadi pundak di Cilibur.


2.      Adaptasi
No
Bahasa Indonesia
Dialek Cilibur
Dialek Taraban
1.
Punggung
g∂g∂r
gigir




Keterangan :
-          Adanya penggantian fonem di tengah yaitu fonem e menjadi i. Fonem e pada kata g∂g∂r di Cilibur menjadi gigir di Taraban.
B.     Perbedaan Semantik
Yaitu dengan terciptanya kata-kata baru berdasarkan perubahan fonologi dan geseran bentuk. Dalam peristiwa tersebut biasanya terjadi geseran makna kata itu. Geseran tersebut bertalian dengan dua corak yaitu :
1.      Pemberian nama yang berbeda untuk lambang-lambang yang sama di beberapa tempat yang berbeda seperti kulit ayam dan wulu kalong ‘Bulu kuduk’, suwul dan gingsul ‘gigi yang yang bertumpuk tumbuhnya’.
2.      Pemberian nama yang sama untuk hal berbeda di beberapa tempat yang berbeda, seperti :
-          Kata untu di dialek Taraban hanya untuk gigi, sedangkan pada dialek Cilibur  kata untu untuk semua jenis gigi.
-          Kata weteng pada dialek Taraban untuk perut sedangkan pada dialek Cilibur kata weteng untuk perut.

C.     Onomasiologis
-          Non Arbitrer
1.      Dalam dialek Taraban dikenal kata sirah dan di salam dialek Cilibur dikenal kata ndas yang artinya Kepala.
Di sebut ndas di Cilibur karena bisa digunakan untuk sebutan kepala binatang  atau bagian binatang. Misalnya ndas ayam, ndas lele,dll.
2.      Dalam dialek Taraban dikenal kata mripat dan di dalam dialek Cilibur dikenal kata mata yang artinya mata.
Mata merupakan alat indera penglihatan yang berbentuk agak bulat dan mata bisa berarti lain di Cilibur apa bila ditambah kata misalnya mata itik yang artinya lubang untuk kancing baju.
3.      Dalam dialek Taraban dikenal kata grupis dan di dalam dialek Cilibur dikenal dengan kata ompong.




-          Arbitrer
No
Bahasa Indonesia
Dialek Taraban
Dialek Cilibur
1
Telapak kaki
tlapakan
tepak
2
Kumis
kUmis
breŋOs
3
Hidung
Irung
cungur
4
Kepala
Sirah
Ndas
5
Mata
Mripat
Mata
6
Ompong
grupis
ompong

D.    Mofrologi
No
Bahasa Indonesia
Dialek Taraban
Dialek Cilibur
1
Khitanan
sunat
sunatan
2
Pinggang
beyekan
beyek
Keterangan
-          Pada kata sepit di Taraban mendapat panambang –an menjadi sunatan di Cilibur.
-          Pada kata beyek di Cilibur mendapat panambang an menjadi beyekan di Taraban.

Komentar