Langsung ke konten utama

Aplikasi Pengkajian Dan Penelitian Wacana

 Aplikasi Pengkajian Dan Penelitian Wacana


A.  Wacana: Lautan Penelitian Linguistik

Masing-masing bidang penelitian linguistik memiliki basis dan orientasi tersendiri. Namun perlu diingat bahwa bahasa sebagai objek penelitian linguistik terlahir dari beberapa dimensi sekaligus.

1.    Dimensi Pikiran Manusia

Bahasa tidak begitu saja lahir dan atau terucap secara verbal, namun melewati serangkaian kodifikasi rumit dalam pikiran dan alat artikulatoris manusia.

2.    Dimensi Sistem Gramatika Kebahasaan

Setiap bahasa menuntut penutur untuk membahasakan sesuai dengan kaidah gramatika bahasa yang digunakannya. Tanpa kepatuhan terhadap sistem ini, pola pembahasaan akan menunjukan gejala kekacauan.

3.    Dimensi Konteks Tuturan

Bahasa dapat dipahami secara tepat, antara lain karena adanya konteks tuturan yang melahirkannya. Konteks adalah situasi dan kondisi yang melatarbelakangi lahirnya wacana (satuan kebahasaan) tertentu. Pemahaman konteks tuturan dapat membantu memperlancar komunikasi.


B.  Apa Yang Bisa Diteliti?

Berikut disajikan sejumlah contoh jenis wacana dan satuan lingual sebagai data analisis.

1.    Jenis: Wacana Spanduk

2.    Jenis: Wacana Percakapan Jual-Beli

3.    Jenis: Wacana Judul

4.    Jenis: Wacana Grafiti

5.    Jenis: Wacana Puisi


C.  Aplikasi Pengkajian Wacana

1.    Kajian Deskriptif Struktural Wacana Paragraf

Kutipan wacana:

Sebuah berita penting mencuat akhir pekan ini. Tujuh penasihat hukum mantan Presiden Soeharto, diketahui JF Tampubolon, datang ke Kejaksaan Agung. Mereka minta agar instansi tersebut mengeluarkan surat resmi penghentian pemeriksaan Soeharto. Alasannya, pemeriksaan terdahulu sama sekali tak ditemukan bukti bahwa Soeharto korupsi. Belum kering berita itu, esoknya (jum’at), muncul berita baru. Harian siang Berita Buana mengangkat tulisan berjudul “Pemeriksaan Soeharto Dihentikan”. (Sumber ADIL, No.24/th. Ke-67. Edisi 17-23 maret 1999. Kolom Tajuk, halaman)

                                                                                  

a.      Pendahuluan

            Paragraf adalah salah satu representasi wacana. Suatu paragraf umumnya mengandung satu ‘tema’ yang bersifat otonom. Artinya, paragraf yang satu memiliki tema atau makna yang berbeda dengan paragraf lainnya. Kutipan paragraf di atas bertopik ‘hukum politik’.

b.      Analisis (kajian)

        Terbentukanya suatu paragraf tidak terlepas dari proses pemilihan kata, cara menggabung frasa, merangkai klausa, dan menjalin kalimat. Analisis terhadap paragraf secara berurutan dimulai dari tingkat: kalimat, klausa, frasa, dan morfem. Analisis hanya mengambil beberapa bagian di tiap satuan linguistik.

1)      Analisis Tingkat Kalimat

Aspek-aspek yang harus dianalisis antara lainadalah sebagai  berikut.

a)      Jenis kalimat

     Jenis kalimat pada paragraf di atas adalah aktif-deklaratif. Sebagian pihak menyebutnya sebagai kalimat kalimat berita, karena didalamnya tidak mengandung kata-kata ajakan, perintah, pertanyaan, persilahan, dan larangan. Ciri yang menonjol dar kalimat jenis ini adalah banyak digunakan predikat berkategori verba aktif seperti kata: mencuat, datang, minta, mengeluarkan, muncul, dan mengangkat. Satu-satunya verba pasif yang ditemukan adalah kata ditemukan (pada kalimat ke-4).

b)      Struktur kalimat

     Kalimat pada paragraf di atas terdiri atas kalimat smpel, minor (berklausa satu) dan kalmat mayor,majemuk, kompleks (kalusa lebih dari satu). Kalimat yang terdiri dari satu kalusa antara lain: Sebuah berita penting mencuat akhir pekan lalu. Sedangkan kalimat lebih dari satu kalusa, antara lain: Mereka mina (1klausa= inti)

c)      Makna kalimat

     Secara berurutan, untuk memperoleh pemahaman, analisis makna kalimatnya adalah sebagai berikut. Kalimat 1) –sebuah berita penting mencuat akhir pekan laliu- bermakna informatif, yakni bahwa ada berita penting yang dipublikasikan akhir pekan lalu (sebenarnya kalmiat ini belum jelas maksudnya, kemudian dijelasjkan pada deretan kalimat berikutnya). 2) Tujuh   hukum mantan Presiden Soeharto, diketahui JF Tambolon, datang ke Kejaksaan Agung.

2)      Analisis Tingkat Klausa

          Analisis gramatikal-deskriptif pada tingkat kalusa diarahkan pada pola analisis FKP (fungsi, kategori, peran). Secara kuantutatif, jumlah kalusa pada paragraf  di atas adalah 9 buah

3)      Analisis Tingkat Frasa

         Pada paragraf di atas ditemukan jenis-jenis frasa sebagai berikut: farasa nomina, frasa numeralia, frasa preposisi, frasa adverbia. Secara kuantitatif, jumlah frasa sekurang-kurangnya sebanyak 13 buah. Sebagai contoh adalah sebagai berikut.

a)      Frasa nomina: berita penting, kejaksaan agung, surat resmi, berita baru.

b)      Frasa numeralia: tujuh penasihat hukum, sebuah berita.

c)      Frasa preposisi: ke Kejaksaan Agung.

d)     Frasa adverbia: akhir pekan lalu, belum kering.

4)      Analisis Tingkat Morfem

         Beberapa tahap analisis tingkat morfem berkaitan dengan jenis, jumlah, dan pola pembentukan morfem. Morfem pada kutipan di atas beberapa bentuk morfem bebas (misalnya, berita, penting, tujuh, dsb) dan morfem terikat (misalnya, -an, -ter, -di, dsb)


Komentar